SEJARAH

SEJARAH

Thursday, December 15, 2011

"Membangkitkan Semula Generasi Al-Muflihun: Menghayati Pesan-Pesan Kejayaan" (siri 4)

Oleh: Dato' Dr. Mohd Siddiq Fadzil




Demikianlah paparan tentang Nabi s.'a.w. dan misi besar perjuangannya yang harus diimani dan dimuliakan, disanjung dan didukung oleh mereka yang ingin meraih kurnia al-falah. Selain itu ada lagi satu syarat penting yang perlu dilaksanakan, iaitu kesetiaan berpegang dengan ajaran kitab suci al-Qur'an yang diturunkan mengiringi kerasulannya. Al-Qur'an dan al-Rasul memang tidak boleh dipisahkan kerana kitab suci tersebut adalah bukti kerasulannya, sementara peribadi dan kehidupan Junjungan s.'a.w. pula adalah pancaran dan terjemahan praktik worldview, prinsip-prinsip dan nilai-nilai Qur'ani. Al-Qur'an dalam ayat ini disebut sebagai an-nur, cahaya penerang yang memungkinkan manusia melihat sesuatu dengan jelas sehingga segalanya tampak dalam wujud hakikinya, yang haq jelas haqnya dan yang batil nyata batilnya. Pada ayat tersebut juga terdapat ungkapan yang harus diberikan perhatian khusus, bahawa al-nur (al-Qur'an) disebut unzila ma'ahu (diturunkan bersamanya), tidak disebut unzila ilayhi (diturunkan kepadanya). Tentunya ada sesuatu di sebalik kata ma'ahu (bersamanya) itu. Dalam penjelasannya tentang persoalan ini A. Yusuf Ali mengatakan, "Light which is sent down with him: the words are "with him", not "to him", emphasizing the fact that the Light which he brought illuminess everyone who has the privilege of joining his great and universal Fellowship."




Golongan al-muflihun menjalani hidupnya dalam benderang suluhan wahyu, dan dengan demikian mereka sentiasa terbimbing di jalan Ilahi menuju matlamat keredhaan-Nya. Memang demikianlah yang seharusnya, kaum al-muflihun hidup di jalan Allah (al-hayatu fi sabili 'Llah), lalu mengharap untuk mati di jalan Allah (al-mawtu fi sabili 'Llah). Mungkin ayat-ayat inilah yang menginspirasikan pengungkapan slogan popular di kalangan para aktivis gerakan Islam: Allahu ghayatuna (Allah matlamat kita), al-rasulu za'imuna (al-Rasul pemimpin kita), al-Qur'an dusturuna (al-Qur'an perlembagaan hidup kita), al-jihadu sabiluna (jihad jalan hidup kita), al-mawtu fi sabili 'Llahi asma amania (mati di jalan Allah puncak keinginan kita). ......bersambung......

No comments:

Post a Comment

LinkWithin